Sudah Siapkah Koperasi Menghadapi Era Globalisasi?
Berbicara
mengenai kesiapan koperasi di Indonesia untuk menghadapi era globalisasi, berarti
kita sudah mencakup zona yang luas. Globalisasi tampaknya telah menjadi bagian
dari kehidupan kita. Kita tidak dapat melepaskan diri dari globalisasi. Siap
atau tidak siap kita harus tetap berhadapan dengan globalisasi. Namun, arus
globalisasi tidak selamanya berdampak positif tapi juga bisa berdampak negatif
pada diri kita. Oleh karena itu, kita harus mempunyai penyaring (filter) supaya
kita bisa menghadapi globalisasi dan kita tidak terlindas oleh jaman. Sebelum
membahas ke permasalahan, saya akan membahas sedikit tentang pengertian
globalisasi.
Globalisasi
adalah keterkaitan dan ketergantungan antar bangsa dan antar manusia di seluruh
dunia melalui perdagangan, investasi, perjalanan, budaya populer, dan
bentuk-bentuk interaksi yang lain sehingga batas-batas suatu negara menjadi
semakin sempit. Menurut Malcom Waters, globalisasi
membuat batasan geografis dan budaya menjadi samar dalam pikiran seseorang
karena semuanya menjadi satu. Sedangkan Mansour Fakih mengatakan bahwa
era Globalisasi ditandai dengan semakin majunya peran pasar, investasi dan
bidang ekonomi secara global saling berhubungan satu sama lainnya.
Sedangkan
koperasi adalah organisasi bisnis yang dimiliki dan dioperasikan oleh seseorang
atau kelompok demi kepentingan bersama. Koperasi melandaskan kegiatan
berdasarkan prinsip gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan asas kekeluargaan.
Pada umumnya telah kita ketahui, hampir seluruh belahan
dunia termasuk Indonesia, sudah memasuki era yang sudah sering sekali
diperbincangkan, yaitu “Era Globalisasi“. Era Globalisasi ini masuk ke
Indonesia salah satunya melalui perdagangan bebas. Bagi Indonesia, era
globalisasi ini penting adanya untuk membuka tertutupnya usaha, khususnya untuk KOPERASI.
Globalisasi sebagai suatu proses bukanlah suatu fenomena
baru lagi karena proses globalisasi sebenarnya telah ada sejak berabad-abad
lamanya. Diakhir abad ke-19 dan awal abad ke-20 arus globalisasi semakin
berkembang pesat diberbagai negara ketika mulai ditemukan teknologi komunikasi,
informasi, dan transportasi. Loncatan teknologi yang semakin canggih pada
pertengahan abad ke-20 yaitu internet dan sekarang ini telah menjamur telepon
genggam (handphone) dengan segala fasilitas yang terdapat didalamnya.
Proses globalisasi sudah begitu terasa sekali saat awal
dilaksanakan pembangunan,dengan kembali nya tenaga ahli indonesia yang telah
selesai menjalankan studi nya di luar negri serta datang nya tenaga
ahli(konsultan)dari negara asing,proses globalisasi yang berupa pemikiran atau
sistem nilai kehidupan mulai di adopsi dan dilaksanakan sesuai dengan kondisi
indonesia.
Koperasi pada era globalisasi pastinya koperasi lebih
banyak mendapat tantangan demi mempertahankan kelangsungan kegiatannya,Tetapi
hal ini akan tidak menjadi sulit apabila koperasi selalu mendapat dukungan dari
anggota,masyarakat maupun pemerintah. Karena keberadaan beberapa koperasi telah
dirasakan peran dan manfaatnya bagi masyarakat, walaupun derajat dan
intensitasnya berbeda. Setidaknya terdapat tiga tingkat bentuk eksistensi
koperasi :
Ø Pertama, koperasi dipandang
sebagai lembaga yang menjalankan suatu kegiatan usaha tertentu, dan kegiatan
usaha tersebut diperlukan oleh masyarakat. Kegiatan usaha yang dimaksud dapat
berupa pelayanan kebutuhan keuangan atau perkreditan, kegiatan pemasaran, atau
kegiatan lain. Pada tingkat ini biasanya koperasi menyediakan pelayanan
kegiatan usaha yang tidak diberikan oleh lembaga usaha lain. Hal ini dapat
dilihat pada peran beberapa Koperasi Kredit dalam menyediakan dana yang relatif
mudah bagi anggotanya dibandingkan dengan prosedur yang harus ditempuh untuk
memperoleh dana dari bank atau juga dapat dilihat pada beberapa daerah yang
dimana aspek geografis menjadi kendala bagi masyarakat untuk menikmati
pelayanan dari lembaga selain koperasi yang berada di wilayahnya.
Ø Kedua,
koperasi telah menjadi alternatif bagi lembaga usaha lain. Pada kondisi ini
masyarakat telah merasakan bahwa manfaat dan peran koperasi lebih baik
dibandingkan dengan lembaga lain. Keterlibatan anggota atau juga bukan anggota
dengan koperasi adalah karena pertimbangan rasional yang melihat koperasi mampu
memberikan pelayanan yang lebih baik. Koperasi yang telah berada pada kondisi
ini dinilai berada pada ‘tingkat’ yang lebih tinggi dilihat dari perannya bagi
masyarakat. Beberapa Koperasi Unit Daerah untuk beberapa kegiatan usaha
tertentu dinilai mampu memberi manfaat dan peran yang memang lebih baik
dibandingkan dengan lembaga usaha lain, demikian pula dengan Koperasi Kredit.
Ø Ketiga,
koperasi menjadi organisasi yang dimiliki oleh anggotanya. Rasa memilki ini
dinilai telah menjadi faktor utama yang menyebabkan koperasi mampu bertahan
pada berbagai kondisi sulit, yaitu dengan mengandalkan loyalitas anggota dan
kesediaan anggota untuk bersama-sama koperasi menghadapi kesulitan tersebut.
Sebagai ilustrasi, saat kondisi perbankan menjadi tidak menentu dengan tingkat
bunga yang sangat tinggi, loyalitas anggota membuat anggota tersebut tidak
memindahkan dana yang ada di koperasi ke bank. Pertimbangannya adalah bahwa
keterkaitan dengan koperasi telah berjalan lama, telah diketahui kemampuannya
melayani, merupakan organisasi ‘milik’ anggota, dan ketidak-pastian dari daya tarik
bunga bank.
Ciri-ciri globalisasi ditandai dengan adanya pergerakan
barang, modal dan uang dengan bebas dan perlakuan terhadap pelaku ekonomi
sendiri dan asing (luar negeri) sama. Sehingga era globalisasi sering menjadi
dilema bagi masyarakat, pemerintah dan dunia usaha. Globalisasi akan membentuk
sebuah tatanan baru yang tanpa adanya batas geografis, batas perekonomian
maupun batas sosial dan budaya. Maka oleh sebab itu globalisasi akan
mempengaruhi kehidupan atau akan mempengaruhi perkembangan suatu koperasi di Indonesia.
Untuk mengembangkan sebuah koperasi untuk siap berjalan pada era globalisasi maka
koperasi memiliki tantangan – tantangan yang harus dihadapi agar dapat
diketahui bahwa siapkah koperasi menghadapi era globalisasi ini? Tantangan –
tantangan itu berupa :
1)
Keterbatasan informasi pasar dan
teknologi
Akses terhadap informasi
pasar dan teknologi masih relatif rendah
Khususnya
dalam penerapan sistem administrasi dan keuangan yang masih tertinggal jauh
sehingga sulit bersaing dengan pengusaha lainnya.
2)
Kendala dalam akses permodalan
Akses terhadap sumber
permodalan masih rendah.
Berdasarkan
pengamatan dan penelitian pada kenyataannya beberapa koperasi yang lebih
mengandalkan modal sendiri. Mereka cukup puas dengan modal yang dipupuk
sendiri, walaupun sebenarnya membutuhkan tambahan modal dari pihak luar.
3)
Kapasitas SDM
Kapasitas Sumber Daya
Manusia masih rendah.
Faktor
budaya menjadi salah satu kendala rendahnya tingkat pendidikan formal
masyarakat juga tidak memberi kesempatan untuk terlalu banyak aktif dalam
berorganisasi. Hal itu menyebabkan mereka banyak yang menjadi tenaga kerja
paruh waktu dalam koperasi. Dengan terbatasnya kapasitas sumber daya manusia
akan berpengaruh pula dalam akses informasi pasar dan teknologi. Sehingga
mengakibatkan koperasi kalah bersaing dengan pelaku usaha yang lain.
4)
Belum dikenalnya keberadaan koperasi
dikalangan masyarakat
Berdasarkan pengamatan
terhadap beberapa kelompok masyarakat ternyata sebagian daripada mereka tidak
tahu akan keberadaan peran koperasi sebagai organisasi ekonomi yang dapat
memberikan bantuan dalam berbagai aspek perekonomian. Ada sebagian
kelompok lain yang takut ikut berorganisasi karena mereka menduga bahwa
keikutsertaanya harus membayar sejumlah uang.
Solusi menggerakan denyut nadi koperasi menghadapi
globalisasi adalah melalui pemberdayaan masyarakat sendiri secara profesional,
otonom, dan mandiri dalam arti berkemampuan mengelola usaha sebagaimana
layaknya badan usaha lain, koperasi juga harus mampu mengoptimalkan potensi
ekonominya serta memiliki kemampuan untuk bekerjasama dengan seluruh perilaku
ekonomi.
Dengan semakin besarnya peluang masyarakat dan
meningkatnya jumlah kelompok masyarakat yang memiliki usaha produktif, perlu
dipertimbangkan untuk menumbuhkan koperasi-koperasi baru yang otonom, dan
mandiri. Untuk itu perlu :
ü Dimotivasi
melalui pendidikan
ü Sosialisasi
dalam rangka pengembangan sosial kapital kelompok masyarakat
ü Membangun
sistem pemberdayaan ekonomi kaum masyarakat
ü Memacu
pengembangan usaha produktif;
ü Menumbuhkan
jiwa kewirakoperasian
ü Mempermudah
mekanisme pendirian koperasi, gema globalisasi perekonomian dunia yang ditandai
dengan dunia tanpa batas (borderless world) dan terbentuknya pasar bebas
membuka peluang bisnis bagi sebagian kalangan, tetapi juga menumbuhkan
kesulitan dari kalangan lainnya.
Begitu kompleks
tantangan yang harus dihadapi oleh koperasi di indonesia untuk dapat menghadapi
era globalisasi ini, maka adapun langkah yang harus dilakukan koperasi untuk
dapat menghadapi era globalisasi antara lain:
1.
Dalam menjalankan usahanya, pengurus
koperasi harus mampu mengidentifikasi kebutuhan kolektif anggotanya dan
memenuhi kebutuhan tersebut. Dengan mempertimbangkan aspirasi
anggota-anggotanya, sangat dimungkinkan kebutuhan kolektif setiap koperasi
berbeda-beda.
2.
Adanya efektifitas biaya transaksi
antara koperasi dengan anggotanya sehingga biaya tersebut lebih kecil jika
dibandingkan biaya transaksi yang dibebankan oleh lembaga non-koperasi.
3.
Kesungguhan kerja pengurus dan karyawan
dalam mengelola koperasi. Disamping kerja keras, figur pengurus koperasi
hendaknya dipilih orang yang amanah, jujur serta transparan.
4.
Pemahaman pengurus dan anggota akan jati
diri koperasi, pengertian koperasi, nilai-nilai koperasi dan prinsip-prinsip
gerakan koperasi harus dijadikan point penting karena hal itu yang mendasari
segala aktifitas koperasi. Aparatur pemerintah terutama departemen yang
membidangi masalah koperasi perlu pula untuk memahami secara utuh dan mendalam
mengenai perkoperasian.
5.
Koperasi produksi harus merubah strategi
kegiatannya dengan mereorganisasi kembali supaya kompatibel dengan tantangan
yang dihadapi. Dengan demikian, koperasi pun mampu setidaknya menghadapi
era globalisasi saat ini, bukan malah terseret arus globalisasi yang berdampak
koperasi akan tenggelam. Mari kita benahi koperasi sejak dini, karena koperasi
di Indonesia juga merupakan jati diri bangsa dalam memajukan perekonomian.
Seandainya globalisasi
benar-benar terwujud sesuai dengan skenario terjadinya pasar bebas dan
persaingan bebas, maka bukan berarti tamatlah riwayatnya koperasi. Peluang
koperasi untuk tetap berperan dalam percaturan perekonomian nasional dan
internasional terbuka lebar asal koperasi dapat berbenah diri menjadi salah
satu pelaku ekonomi (badan usaha) yang kompetitif dibandingkan pelaku ekonomi
lainnya.
Tantangan untuk
pengembangan masa depan memang relatif berat, karena kalau tidak dilakukan
pemberdayaan dalam koperasi dapat tergusur dalam percaturan persaingan yang
makin lama makin intens dan mengglobal. Kalau kita lihat ciri-ciri globalisasi
dimana pergerakan barang, modal dan uang demikian bebas dan perlakuan terhadap
pelaku ekonomi sendiri dan asing (luar negeri) sama, maka tidak ada alasan bagi
suatu negara untuk “meninabobokan” para pelaku ekonomi (termasuk koperasi) yang
tidak efisien dan kompetitif. Dengan demikian, koperasi pun mampu setidaknya
menghadapi era globalisasi saat ini, bukan malah terseret arus globalisasi yang
berdampak koperasi akan tenggelam. Mari kita benahi koperasi sejak dini, karena
koperasi di Indonesia juga merupakan jati diri bangsa dalam memajukan
perekonomian.
Komentar
Posting Komentar